Sabtu, 13 Desember 2014

Perbedaan Antara Nasyid dan Penyanyi Religi



Menurut Fitri Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang tarik  suara. Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para Nabi, memuji Allah. Ettttt tunggu dulu tentang cinta juga ada kok seperti yang Fitri post kemaren itu judulnya Maidani – Jangan jatuh cinta tapi bangun cinta *lagunya ehhhhh nyentuh ampe hati*
 
Nah, kalau lagu religi itu sekedar lagu tentang agama atau Tuhan. Lebih tepatnya puji-pujian tentang Tuhan. Contoh nya grub band Wali, Ungu dll. Mereka ka nada membuat lagu religi ada juga yang pop gitu. :D *mulai gaje*
Jadi, kalau Nasyid itu menciptakan lagu khusus tentang islam, sekali buat lagu cinta, biasanya cinta kepa Allah SWT, sedangkan penyanyi religi campur campur, kadang tentang cinta, sahabat, dll. Pokoknya campu campur deh * mulai haus* ^___^
 
Masih gak ngerti perbedaan antara Nasyid dan Penyanyi religi.
Okeee... 
Fitri jelasin lagi yang lebig detail yang pasti kagak campur campur :D
Kalau Nasyid itu penyanyinya (munsyid) dituntut untuk memiliki akhlak yang baik (islami) sedangkan untuk penyanyi religi, siapapun bisa menyanyikannya.
 
Kalau ada seorang munsyid yang ketahuan melanggar etika islam bahkan dalam kehidupan pribadinya, misal ketahuan berpelukan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, maka serta merta para munsyid lain akan mengecam pelaku tersebut bahkan mungkin mengeluarkannya dari “barisan”. Barisan apaan? Apa para munsyid lagi latihan PBB? engga lah, berikutnya akan kita bahas ttg itu.
Nah, kalau misalnya ada artis yang nyanyi shalawatan di bulan ramadhan lalu kembali ndangdutan dengan goyang ngebor di bulan setelahnya, nah itu yang masuk kategori penyanyi lagu religi. Dan tidak ada yang protes dengan apapun tindakan sang penyanyi.
Nasyid mempunyai misi yang baik, lagu religi kebanyakan misinya komersial, ya jualan kaset atau ring back tone…
Beberapa nasyid bahkan ada yang sama sekali tidak berniat memperoleh imbalan materi apapun. Ada yang ingin memberi semangat melalui lagu-lagunya. Ada yang ingin menarik simpati massa yang ogah-ogahan kalau disuguhi berita atau bacaan teks tentang kejadian2 faktual tentang islam, nah beberapa nasyid ini melagukannya karena kebanyakan kuping orang lebih “nerimo” dengan untaian kata yang beralun manis.

See, emang kebanyakan nasyid tujuannya baik atau paling tidak memberi nasehat. Dalam kesamaan misi tersebut, mereka seolah-olah terikat dalam satu ‘barisan’ (seperti yang Fitri sebut tadi) yang… ya sebenarnya tidak ada bentuk formalnya, meskipun ada ikatan nasyid indonesia dan lembaga formal lainnya, namun di luar itu, para munsyid (Fitri yakin) memiliki sesuatu yang “you know what“. Dan si “you knwo what” itu yang membuat masing-masing munsyid tahu batasan-batasan mana seseorang itu masuk kategori penyanyi nasyid atau penyanyi lagu religi komersil…



***

Sebenarnya sebenarnya sebenarnya…
Hukum menyanyi itu sendiri begitu banyak melahirkan pendapat yang menghalalkan dan yang mengharamkan. Fitri baca di sebuah buku yang menarik karya DR Yusuf Qardhawi, “Islam Bicara Seni“. Di bab tentang nyanyian, setidaknya Fitri bisa menyimpulkan beberapa hal berikut tentang bernyanyi menurut pandangan beliau:
1. Hukum menyanyi pada dasarnya mubah (boleh) karena itu isinya harus sesuai dengan etika islami dan ajaran-ajarannya.
  • Bagian ini jelas kan…
2. Penyanyi dan gaya bernyanyinya juga harus diperhatikan.
  • Ini dia yang Fitri bilang… Menyanyi yang baik atawa yang islami memang tidak hanya menuntut nyanyiannya saja yang berisi kebaikan. Tetapi juga harus kelakuan dari penyanyinya itu sendiri, terutama waktu manggung. Kalau nyanyi puji-pujian dengan jingkrak-jingkrak dan lonjak-lonjak gak jelas, menurut Fitri itu bukan ‘semangat’ atau ‘ekspresif’, tapi sarap…. lol.
  • Penyanyi nasyid pasti beda gaya panggungnya dengan penyanyi lagu religi. Kenapa? Ya karena memang mereka beda… >____<
3. Tidak disertakan dengan sesuatu yang haram, seperti minuman keras, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
  • Ini yang bikin Fitri keder untuk mengejar mimpi sebagai penyanyi. Sekarang coba pikir: ada nggak jenis pertunjukan musik yang bisa jauh dari berkumpulnya wanita dan pria bebas tanpa batas? hah, bisa dibilang gak mungkin. Konser mana yang lokasi penonton wanita dan prianya dipisah atau disekat? Konser mana yang penyanyi wanitanya nggak kelihatan seksi dan pake yukensi? Hufh…
  • Fitri nggak mau jadi sumber bara api… T___T
4. Nyanyian -sebagaiman hukum awalnya yang mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap ‘tidak berlebih-lebihan’.
  • Berlebih-lebihan itu yang kalau melakukannya kita bisa sampe-sampe lupa kewajiban ibadah. Misal lupa shalat, dll. Kalau ini mah, jangankan bernyanyi. Main dakon atau catur juga gak boleh kalo sampe bikin lupa shalat. Hal ini berlaku juga buat blogging, twitter, fb, dll… semua malah bisa jadi dosa kalau sampe lupa kewajiban.
  • Lebih lagi, berlebihan disini juga bisa diartikan menganggap bernyanyi nasyid atau lagu religi sebagi bentuk ibadah yang diada-adakan (bid’ah). Ini terjadi pada kaum sufi… kalau gini mah hukumnya bisa jadi haram.
Nah ini salah satu contoh Nasyid favorite Fitri yaitu:

MAIDANY




EDCOUSTIC




Karena hobi  Fitri Bernyanyi *suara cempreng gitu*. Nah sekarang Fitri pengen yang islami tapi bukan sekedar lagu religi… Fitri gak mau jadi kayu bakar neraka. Tapi malangnya, Fitri belum nemu-nemu grup nasyid yang mau ngerekrut Fitri… huwaaaaaaa…..  >____<



Sumber : http://mikosantoso.wordpress.com/2012/07/12/nasyid-vs-musik-religi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar